Manusia yang sudah mati hidup kembali, mana mungkin? Berangkat dari pertanyaan inilah aku ikut serta dalam ritual penangkapan hantu kuburan Talanggayau, tempat di mana Hantu Zakiah sering maujud dan menakut-nakuti warga.
Pada suatu hari, Kamis Pon l3 Januari l990 pukul l8.40 WIB, anak bungsu almarhumah Zaskiah, Herman yang baru berumur l0 tahun, dikejutkan oleh kehadiran ibunya yang sudah tiga bulan meninggal. Saat itu Herman sedang menonton tivi di ruang depan rumahnya di Tebing Giling, Ogan Ilir, Sumatera Selatan.
Di saat asyik menonton televisi, Herman melihat kemunculan ibunya yang tiba-tiba dan mematikan tv yang sedang dia tonton. Di luar kesadaran bahwa ibunya sudah meninggal, Herman berteriak kepada ibunya. “Mama, jangan matikan televisi, aku lagi nonton nih!” pekik Herman, polos. Dalam hitungan detik, ibunya yang menggunakan baju kebaya hitam yang biasa dikenakan di saat masih hidup itu, menghilang entah ke mana.
Ayahnya yang baru saja usai ambil wuduh untuk sembahyang magrib, kaget mendengar Herman memanggil mamanya. “Kamu barusan kenapa Her? Kamu memanggil mama dan meminta mama tidak mematikan tivi?” Tanya Herman. Setelah dijawab iya oleh Herman, kagetlah Si Ayah. Sebab Herman benar-benar melihat ibunya yang sudah meninggal, datang lagi dan mematikan tivi. “Ibu memakai baju kebaya warna hitam dan sarung warna coklat yang biasa dipakainya di waktu masih hidup!” cerita Herman.
Mulanya Ardan, ayah Herman mengira anaknya mengigau. Atau Si Bungsu sedang berhalusinasi karena sedang merindukan ibunya. Tapi habis sholat magrib, Ardan diikejutkan lagi oleh kelebat hitam di ruang sembahyang. Setelah diperhatikannya dengan seksama, kelebat itu ternyata sosok Zaskiah, almarhumah istrinya yang telah memberinya tiga anak. “Oh Tuhan, bukankah itu Zaskiah?” batin Ardan.
Ardan segera menghambur ke ruang belakang di mana istrinya itu melesat. Sesampainya di lorong menuju dapur, Ardan melihat telak wajah istrinya yang tegak menghadap ke arahnya dengan wajah pucat berbola mata warna putih semuanya. Zakiah memakai kebaya warna hitam dan sarung coklat kesukaannya ketika masih hidup. “Zakiah! Kamukah itu?” tanya Ardan.
Karena sudah menjadi hantu, Zaskiah tidak menjawab sepatah kata pun. Dalam hitungan detik setelah ditanya, sosok Zaskiah pun menghilang ke luar jendela yang belum terkunci. “Zakiah, Zakiah, ke mana kamu?” imbuh Ardan makin penasaran.
Sejak malam itu Ardan menjadi gelisah. Matanya tak dapat dipejamkan dan Ardan sama sekali tak dapat tidur. Jantungnya mulai goyah dan batinnya pun resah. Perasaan pun tiba-tiba menjadi gamang. Pikirannya jauh menerawang ke sosok istri yang sangat dicintainya itu. Juga pada kenangan in dah saat terakhir kali dia berdua istrinya di Sungai Musi dengan speedboat berdua. Batin Ardan, mana mungkin Zaskiah yang sudah mati bisa hidup kembali dan menjadi hantu seperti itu?
Sebelum pertanyaan itu terjawab oleh nya sendiri, Ardan disentak oleh jeritan Nyonya Hamid, tetangga sebelah selatan rumahnya. Ardan segera beranjak keluar rumah dan bertanya pada Nyonya Hamid. Nyoya Hamid tersungkur di lantai bawah rumahnya dan seperti orang trans. “Kenapa Bu?” tanya Ardan, gelagapan.
Karena masih trans, Nyonya Hamid tidak dapat menjawab pertanyaan Ardan. Tapi mata istri Hamid itu melotot ke arah Ardan seperti mau marah. Setelah minum air putih yang dibaca-bacai oleh Hamid, suaminya, ibu muda itupun akhirnya sadar. Dalam sadarnya, dia bercerita bahwa baru saja dia dicekik oleh Zaskiah, almarhumah yang sudah tiga bulan lalu dikubur.
“Istri bapak hidup lagi dan dengan jelas saya lihat wajahnya. Tapi bola matanya semuanya putih dan giginya bertaring dua,” ungkap Nyonya Hamid, datar. Hamid terperanjat mendengar cerita istrinya itu. Sedang Ardan hanya diam dan tertunduk tak bisa membantah lagi. Sebab dia dan anaknya, Herman, baru saja melihat Zaskiah di rumahnya.
bersambung.....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar